cuma belajar menulis



hari itu biasa, masih hari hari dimana aku hidup sejak hampir 20 tahun silam. hidup di negri yang indah, yang kaya akan potensi alam, yang kaya akan sejarah aliran darah orang-orang yang mati dengan menjunjung harga diri nya, dan kemudian kita panggil sebagai pahlawan, pun juga negri yang kaya dengan orang-orang yang merendahkan harga diri nya yang aku -dengan keegoisanku tentunya- kemudian menyebut mereka sebagai pembajak(hak cipta). ah, atau mungkin aku sendiri sebagai salah satunya.

pemerintah mengetahui hal itu sejak lama, sejak lama pula punya keinginan untuk menguranginya. dan langkah yang dibuat sejak lama tersebut adalah mencoba menyadarkan. dengan berbagai sosialisasi, dengan berbagai pelatihan, dengan berbagai peraturan dan ancaman. karna -mungkin- mereka masih merasa belum bisa menyadarkan anak buah nya, dilakukanlah tindakan migrasi, yang mungkin menurut mereka merupakan sebuah bentuk tindakan tegas. dan aku pun menjadi bagian dari tim support yang bertugas melakukan migrasi tersebut.

“ini mau apa ya mas?” tanya seorang ibu yang merasa kurang nyaman kedatangan kita, karena -mungkin- kita dianggap memasuki area prifasinya.

“mau migrasi bu..” temanku, Alan mencoba menjelaskan mksud dan atas perintah siapa dia sampai di tempat ini dengan sopan dan tertunduk tunduk.

“oo, migrasi gimana ya?” tanya ibu sedikit penasaran, namun antusias.

“gini buk, komputer ibu kan programnya bajakan, mau diinstall yang gratis”. Alan  mencoba menjeaskan dengan bahasa yang sangat sederhana.

“o gitu, itu keunggulannya apa ya?”. tanya ibu seolah sudah paham apa yang dimaksud teman ku yang satu itu. si Alan pun bersemangat.

“ya yang pertama itu kan programnya gratis, dari kalo ada sweeping software bajakan nanti nggak kena, terus yang kedua nggak akan ada masalah lagi soal virus.”

“oo mau diinstal antivirus, ngomong tho mas.. iya, data saya sering hilang gara-gara kena virus.” si ibu makin bersemangat.

alan mengerutkan kening, dan tersenyum diam diam, lalu dia menjawab. “bukan antivirus buk, linux itu sistem operasi, yang tahan terhadap virus, jadi virus itu tidak bisa berjalan di linux”

ibu pun tersenyum, dan dengan semangatnya menjawab “oalaah mas nya pake linux tho.. saya pake smadav* kok mas”..

si Alan permisi keluar, mulutnya merapat menahan tawa.

aku sendiri terpingkal pingkal mendengarnya. betapa susah ternyata mensosialisasikan sesuatu yang baru, jika mereka sudah nyaman dengan yang lama. dan keinginan masyarakat kita untuk open mind sangatlah kecil. huft..

Comments on: "anti virus terhebat" (14)

  1. kalau saya pake symantec mas :))

  2. saya pake Avira, mas 😆 😆 😆

  3. ismono said:

    saya pake smadav..

    ngakak q dcritani mbe umam wingi..
    :ngakak

  4. wahyu am said:

    saya pake comodo libby :*

  5. ini dipost di kaskus, HT langsung kyaknya…

    • hahaha..
      setidaknya mereka sekarang dipaksa mencoba. ato malah nanti diam2 merubah lagi…

      faris. kalo mau di post boleh kok.. open source.. hahaha

  6. hmm memang tidak mudah untuk sosialisasi … dulu aku berkecimpung di community Development dan sempat merasakan juga dgn Ibu Ibu 🙂
    Yang paling penting merubah bhs teknis (bhs dewa) ke bhs ‘manusia’ 🙂
    Cari padanan padanan kata yg sederhana untuk operating system dsb 🙂
    Good luck !

  7. wakakakak…… :)) =))
    wakakakak…… :)) =))

    mantap tuh ibu…..
    banyak sekali tipe ibu2 / bapak2 seperti di atas.
    Butuh kepala dingin u/ menghadapi orang2 seperti itu…..

    Salam Kenal Semua….

  8. hahahaaa…
    gegek abisss…
    manttab…
    hihii

  9. hahaha seperti kata kang onno w. purbo “Antivirus yang paling bagus adalah Linux”

  10. mantap postingannya… pokoke maju terus lah…

  11. […] menggelikan. Seorang ibu2 mengira bahwa linux adalah antivirus. Cerita lengkapnya, silahkan klik disini […]

  12. saya pake sudo-apt get update hihihihih

  13. bahrie-___- said:

    ahahahahahaa… sabar yo leeeeee…… hahahahaaa

    tak tambahi..

    “kalo pake linux scannya dimana?? ” hahahaha.. 😀

Tinggalkan Balasan ke wahyu am Batalkan balasan